Jumat, 24 September 2010

ALUN ALUN PONOROGO

Alun Alun di setiap kota di Indonesia memiliki ciri yang unik dan menarik, tiap kota pasti berbeda penataan dan memiliki keunikan tersendiri. Begitu juga Alun-Alun di kota kami yaitu di kota Ponorogo Jawa Timur.

Alun-Alun adalah sebuah tempat dimana sering diadakan berbagai jenis acara ditempat tersebut. Dari upacara bendera, tempat diadakan berbagai lomba semacam Agustusan, dan juga Alun-Alun Kota Ponorogo sangat identik dengan adanya sebuah pasar malam.

Alun-Alun Kota Ponorogo adalah berupa tanah lapang dimana di keempat sudutnya berdiri beberapa patung singa simbol dari kesenian Reyog Ponorogo. Dibagian barat Alun-Alun berdiri beberapa stan tempat menjual berbagai pernik mulai dari sepatu, sandal, tas, aksesoris handphone, buah-buahan dan terlihat di bagian barat Alun-Alun berdiri sebuah Masjid dengan arsitektur berwarna hijau.

Dibagian selatan Alun-Alun, berdiri beberapa stan juga dan pusat perbelanjaan yang bernama Ponorogo Permai dan sering disingkat oleh kebanyakan orang dengan sebutan Poper. Dibagian Timur berdiri sebuah gedung film bernama Apollo tapi beberapa tahun tidak beroperasi entah apa sebabnya. Dibagian utara Alun-Alun adalah tempat berpusatnya kantor pemerintahan kabupaten dimulai dari Pendapa kabupaten, Gedung Pemkab kab. Ponorogo yaitu Tempat kantor pusat Bupati, di sebelahnya yang masih saya ingat adalah berdiri sebuah radio pemerintah bernama RKPD Ponorogo. hehe…menjadi teringat beberapa tahun yang lalu sering mendengarkan radio ini.

Bercerita tentang keadaan Alun-Alun pasti identik dengan adanya pasar malam dan segala hal yang ada didalamnya. pasti anda sekalian sudah pernah mengetahui dan melihatnya secara langsung. Mungkin di kota anda atau anda pernah mampir atau mengunjungi sebuah kota yang pada saat itu kebetulan diselenggarakan sebuah acara yaitu Pasar Malam. Begitu juga dengan Alun-Alun di kota kami.

Jalan-jalan kami kali ini bersama keluarga adalah ke Pasar Malam kota Ponorogo tercinta. Waktu mudik kemarin saya 3X mengunjungi Pasar Malam di kota kami ini. pertama, kurang 1 hari saat Idul fitri, kedua hari ke-5 saat Idul Fitri dan terakhir ketika saya akan kembali bekerja ke Hong kong lagi sekalian mencari oleh oleh buat majikan dan saudara yang berada di tanah rantau.hehe…ini juga termasuk traveling toh, walaupun hanya jalan-jalan di seputaran kota saja ^_^.

Mudik Idul Fitri 2009 kemarin kami sengaja “mlaku-mlaku bareng” atau ”jalan-jalan bareng”. Karena waktu libur yang dikasih majikan saya di Hong Kong hanya 2 minggu saja, otomatis saya hanya jalan jalan di seputaran kota Ponorogo. Bersama bapak, kakak dan adik (karena ibu ada urusan lain jadi beliau tidak ikut dalam jjs kali ini) lah saya mengujungi Pasar Malam kembali.

Beberapa tahun tidak pulang ke tanah air, saya semakin takjub dengan perkembangan kota Ponorogo tercinta. banyak sekali perubahan perubahan di setiap pojok kota ini, dari banyaknya lampu merah di setiap perempatan kota dan berbagai bangunan baru di setiap sudut sudut kota Ponorogo.

Selain Plesir ke Telaga Ngebel, mudik kemarin saya rame rame mengajak kakak dan adik yang kebetulan mereka mendapatkan jatah libur dari tempat kerjanya. mengajak mereka serasa reuni saat masa kecil kami bertiga….hehe. Menjadi teringat saat masa kecil, ketika itu orangtua kami mengajak jalan pertama kali ke kota.

Padahal yang dimaksud kota menurut pandangan kami adalah pusat kota Ponorogo yang dimulai dari Alun-Alun Kota, Pasar Legi (setelah terjadi kebakaran beberapa waktu lalu. nama Pasar Legi berganti dengan Pasar Songgolangit), dan tempat yang banyak dikunjungi kebanyakan orang. Pertama kali diajak ke Kota, rasa kagum seakan menyeruak dalam pandangan kami bertiga. Karena kami yang hanya anak desa ketika diajak jalan ke kota, seketika ada rasa yang berbeda dalam pandangan kami bertiga ketika itu.

Inikah keramaian kota yang sering menjadi pembicaraan kebanyakan orang di kampung kami? begitulah rasa heran dan takjub berkali-kali menari-nari dalam benak kami masing masing. bahkan rasa takjub itu sampai terbawa ke alam mimpi….

Saya masih ingat, ketika pergi ke kota bapak membonceng kakak dan adik saya, dan ibu membonceng saya dengan sepeda angin masing-masing. Dan sampai sekarang ketika kami sudah bekerja jauh di perantauan, sepeda angin yang dipunyai bapak ibu masih ada dan beliau gunakan kemana saja. duh, saya menjadi kangen ingin bersepeda keliling kampung kami di pelosok kota Ponorogo sana^^

Apalagi, ketika kami diajak bapak ke Pasar Malam di Alun-Alun kota Ponorogo dan sepulangnya di tangan kami masing-masing ada sebungkus Kue Putu. rasa bahagia langsung merona dalam wajah kami bertiga. tak ada mainan apapun yang menjadi oleh oleh sepulangnya dari Pasar Malam ketika itu, hanya sebungkus Kue Putu. hanya itu, tapi kami merasa sungguh bahagia mendapat oleh-oleh tersebut.

Melanjutkan cerita tentang Pasar Malam, Kenapa dinamakan dengan Pasar Malam?! Kenapa tidak Pasar Pagi, Pasar Siang atau Pasar Sore saja?!

Sebenarnya, Sebuah Pasar Malam-pun tidak hanya pada saat malam hari pengunjung berdatangan, pada pagi hari, siang hari, ataupun sore hari para pengunjung yang berjubel, berdatangan kepasar ini. Yang paling ramai adalah pada saat malam hari setelah bakdha Maghrib, dipastikan pengunjung yang kebanyakan datang bersama keluarga yang hanya sekedar berjalan-jalan, melihat keramaian pasar malam ini dengan segala keunikan nya, membeli sesuatu yang tidak ditemui pada hari-hari biasa ditempat ini otomatis kalau kita mencari barang yang kita butuhkan pasti akan kita temukan. Dengan harga yang miring pula dan tentu dengan kualitas yang hampir sama [pengalaman pribadi]. Nah maka kita kebanyakan akan menyebutnya dengan Pasar Malam.

Pasar Malam yang berada di kota kami pun mempunyai keunikan tersendiri, tidak setiap malam pasar ini diadakan. Kita akan menemui Pasar Malam ini pada 1 minggu sebelum Idul Fitri tiba, Pada 5 hari sebelum tanggal 1 Hijriyah dan sekitar bulan Agustus lah, Pasar Malam dikota kami diadakan. dan pada bulan Hijriyah tiap tahun nya diadakan pula lomba Reyog Nasional, bukan saja pesertanya dari kota Ponorogo saja tetapi dari seluruh propinsi di Indonesia, bahkan ada peserta dari luar Indonesia.

Berbagai macam penjual pun menjajakan dagangannya di dalam Pasar Malam ini.Disepanjang jalan menuju Alun-Alun kota Ponorogo saat malam hari, dipastikan akan banyak tempat penitipan Mobil, sepeda motor yang full akan para pengunjung yang menitipkan kendaraan bermotornya. Di seputaran Alun-Alun kota tempat acara berlangsung, hirup pikuk pengunjung datang dan pergi. Kita yang hanya ingin sekedar menikmati malam hari di Alun Alun kota bisa duduk disekitar Pendapa Alun Alun Kota atau di trotoar yang disitu ada banyak penjual jagung bakar manis & pedas yang bisa kita pesan sesuai selera tentu dengan harga yang murah meriah pula.

Ada juga berbagai penjual yang menjajakan berupa-rupa jualannya, ada Tahu Petis, Kacang Rebus, Kue Putu, Manisan Gula Gula, Martabak, Sate Ayam khas Ponorogo, Soto Ayam, Rawon, Bakso, Nasi Goreng dan penjual yang lain yang menjajakan jualannya di setiap stan stan yang mereka sewa dengan menggunakan gerobak yang didesain sedemikian rupa. Dan keluarga kami paling menyukai Tahu Petis yang dijajakan di Alun Alun kota ini, dan dipastikan setiap mengunjungi Pasar Malam tidak pernah lupa akan oleh oleh yang satu ini. Murah meriah dan enak rasanya.

Di seputaran Alun Alun kota, kita yang ingin mengelilinginya bukan dengan jalan kaki, pun dimanjakan dengan berbagai Andong/Delman yang bersedia mengantarkan kita keliling Alun Alun. Seorang Kusir yang berpakaian khas hitam hitam ala Warok jaman dahulu kala dengan senyum ramahnya akan membawa kita mengelilingi Alun Alun dengan tarif yang murah saja.

Didalam Pasar Malam, ada banyak penjual menjajakan dagangannya. Ada penjual berbagai macam jenis baju, ada baju dewasa anak anak, baju muslim, baju batik berbagai mode, jilbab & mukena, penjual pernak pernik oleh oleh khas Kota Ponorogo ada Reyog mini, kaos bertuliskan Reyog Ponorogo Indonesia, penjual Vcd, sampai stan yang menjajakan kebutuhan ibu rumah tangga pun tersedia di tempat ini.

Ada juga stan yang menjual panci, wajan dan semua hal yang berkaitan dengan dunia dapur. ada pula stan penjual bunga asli dari mulai bonsai, berbagai jenis bunga: Anggrek, Gelombang Cinta, bunga bunga yang lain pun tersedia disini.

Disudut tempat lain, kita yang ingin mencari celengan jaman dulu kala semisal berbentuk ayam-ayaman, sapi-sapian,kuda-kudaan,harimau-harimauan pun tersedia juga, yang kesemuanya berasal dari bahan tanah liat yang dibakar dan dicat sedemikian rupa. Tentu kita pun harus pintar menawarnya, agar kita tidak terkecoh dengan harga yang ditawarkan oleh penjualnya. ada juga bermacam-macam mainan anak anak tersedia di Pasar Malam ini dimulai dari komodi putar, mobil-mobilan dan lain sebagainya.
Ditambah lagi, di berbagai sudut di stan mereka masing masing ada juga yang menjual berbagai rupa rupa yaitu oleh-oleh khas kota Ponorogo dimulai dari Jenang Ketan pak Teguh di jalan Wibisono yang terkenal enak karena bungkusnya pun unik menyerupai bungkusan dodol, jadi banyak yang mengira makanan tersebut adalah dodol tapi setelah mencicipi eh ternyata adalah Jenang Ketan. dan pilihan Jenangnya pun beragam, ada Jenang Waluh, Jenang Krisik, dan jenis jenang lainnya. ada pula oleh oleh lain semacam keripik dan kue kue dan lain-lain.

Jika anda nanti menyempatkan berkunjung ke kota Ponorogo, silahkan menikmati juga Kirab Karnaval pada tanggal 1 Hijriyah yang tahun lalu diadakan tanggal 18 Desember, untuk tahun ini saya belum mendapat kabar kapan acara tersebut akan diadakan kembali. Saat kirab ini yang dimulai dari Kota Lama menuju Kota Baru, yaitu dari seputaran makam Batoro Katong (pendiri kota Ponorogo) menuju Alun Alun kota, kita akan menikmati sajian berbagai macam hal dari keunikan karnaval di kota kami.

Ada puluhan Delman yang dihias sedemikian rupa yang didalamnya penumpang dari mulai Bupati, Para instansi pemerintahan dari mulai kepala desa, camat sampai Pemenang lomba ke-putri-an di Ponorogo yaitu Kakang Senduk, akan berhias dengan cantik dan gagahnya. ada pula dari sekolah sekolah di kota Ponorogo yang menampilkan berbagai atraksi semisal drum band, berbagai siswa berhias sedemikian rupa. di tambah lagi biasanya ada sekelompok instansi pemerintah yang menampilkan kesenian asli kota Ponorogo yaitu Reyog juga mengikuti karnaval di setiap tahunnya.

Banyak pengunjung dari kota tetangga dan bahkan luar kota, bahkan ada beberapa wisatawan asing rela berjubel dengan warga sekitar hanya untuk menikmati Kirab yang diadakan 1 tahun sekali di kota Ponorogo ini.

Yuk,kita sama sama menikmati Pasar Malam di kota kami ya. Hehe…saat ini hanya bisa membayangkan saja tentunya. Menikmati Tahu Petis, ataupun Jagung Bakar yang yummy yummy rasanya….
Menuliskan cerita perjalanan kami ini, serasa saya balik ke kampung halaman kembali. Yuk…nanti ramai-ramai datang ke kota Ponorogo ya….(Promosi)

0 komentar:

Created by : elang69